Bilangan Arab

Dengan jatuhnya Kekaisaran Romawi VII, Barat mengalami kemunduran. Sebaliknya, Timur mengalami kebangkitan.

Perkembangan India tenggelam oleh peradaban Timur lainnya. Islam mengambil alih angka nol dari India dan kemudian Barat mengambilnya dari Islam. Kebangkitan nol menuju kebesarannya dimulai dari Timur.

Satu dekade setelah Nabi Muhammad wafat, para pengikutnya telah menduduki Mesir, Suriah, Mesopotamia dan Persia. Yerussalem juga telah  mereka kuasai. Pada tahun 700 M, Islam telah menjangkau kawasan sungai Hindus di Timur dan Algiers di Barat. Pada tahun 711 M orang-orang muslim menguasai Spanyol sampai ke wilayah Prancis. Di Timur, pada tahun 751 M, mereka mengalahkan Cina. Dalam perjalanan ke Cina, orang-orang Muslim menaklukkan India. Di sanalah orang-orang Arab mempelajari sistem hitung India. Meski orang-orang Arab mengambil angka dari orang-orang India, bangsa-bangsa di belahan dunia lain akan mengikuti sistem bilangan Arab yang baru.

Kata zero (nol) telah banyak mengalami perubahan dari akar katanya dalam bahasa Hindu dan Arab. Ketika orang-orang Arab mengadopsi bilangan Hindu-Arab, mereka juga mengadopsi nol. Dalam bahasa India nol berarti Sunya, kosong, yang kemudian diubah oleh orang-orang arab menjadi sifr. Ketika beberapa intelektual Barat mencoba menerangkan angka baru tersebut kepada kolega-koleganya, mereka mengubah kata sifr menjadi kata bersuara Latin hingga menghasilkan zephirus yang merupakan akar kata dari zero (nol). sedangkan ilmuwan matematika lainnya tak terlalu banyak mengubah kata itu, mereka menyebutnya cifra, yang kemudian berubah menjadi cipher. Nol menjadi sangat penting bagi sekumpulan bilangan baru itu hingga kemudian orang-orang menyebut seluruh angka dengan istilah ciphers, yang menjadi asal-mula kata Prancis chiffre, digit.

Ketika al-Khawarizmi mulai menulis sistem hitung Hindu, Barat masih belum berpikir untuk mengadopsi angka nol. Pada saat itu, dunia Muslim dan tradisi Timurnya telah tercemari ajaran Aristoteles (tak ada ketakterhinggaan, tak ada ruang kosong. tak ada ketakterhinggan, tak ada angka nol). Seperti telah dijelaskan oleh bangsa India, angka nol adalah penjelmaan kekosongan. Dengan demikian jika orang-orang Muslim menerima nol. mereka harus menolak pemikiran Aristoteles. Inilah yang mereka lakukan selanjutnya.